Pemberian
PR Berlebih bagi Siswa
PR dari sekolah selayaknya diberikan untuk ajang berlatih untuk
para siswa agar semakin mengerti pelajaran yang telah diterima sebelumnya. Guru
harus bisa memberikan instruksi yang jelas dan menunjukkan kepada
siswa-siswanya jika mereka sanggup untuk mengerjakan PR degan kemampuan mereka
sendiri. PR sebaiknya dirancang untuk membangun kemampuan yang dibahas di kelas
sebelumnya. Sehingga siswa bisa menyelesaikan tugasnya dirumah dengan tingkat
kesulitan yang wajar dan betul-betul berfungsi untuk mengevaluasi pemahaman
dari materi yang sudah disampaikan sebelumnya di sekolah.
Sangat disayangkan, kenyataannya masih jauh dari ideal karena
siswa lebih sering merasa bahwa materi atau kemampuan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas lebih sulit dibanding materi yang sudah dipelajari di
kelas. Hal itu bisa jadi memberikan dampak negatif bagi siswa yang merasa tak
mampu untuk menyelesaikan dan ujung-ujungnya berpikir bahwa mata pelajaran
tersebut sulit, ‘gak asik’, dan juga membebani.
Ada sebagian siswa yang mengurangi masalah ini dengan cara
bertanya ke tutor di tempat bimbingan belajar (bimbel). Tapi ada juga yang
mengambil jalan pintas dengan menyontek kerjaan temannya karena sudah
menganggap dirinya tak mampu untuk
mengerjakan tugas tersebut.
Penelitian dari Stanford University menemukan bahwa pelajar
yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengerjakan PR (lebih dari 2 jam/
hari) akan mengalami lebih banyak stres, masalah kesehatan, pola hidup tak
seimbang, bahkan ketersaingan dari masyarakat.
Tugas sekolah kadang bisa jadi terlalu berlebihan dan melenceng
dari tujuan awalnya. Tapi kita tak bisa serta-merta menghapus tugas sekolah
dari rutinitas belajar di sekolah. Tugas sekolah akan bermanfaat jika arahan
dan waktu pengerjaan ditinjau ulang. Dengan begitu, siswa tidak lagi memandang
tugas sekolah sebagai kewajiban yang membebankan, tapi sudah mulai mengerti
kesematan yang diberikan tugas sekolah untuk berlatih dan mempelajari lebih
dalam suatu materi pelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar